MAKALAH
SEJARAH
PERGERAKAN Nasional
Peranan serikat
dagang islam dalam memonopoli perdagangan
Disusun oleh:
Fitrila
rahmadani
Dosen
pembimbing: fikrul hanif,s.s,m.hum
Sekolah tinggi keguruan ilmu pendidikan (St-kip)
Abdi pendidikan
Payakumbuh
Peranan Serikat Dagang Islam Dalam Melakukan Monopoli Perdagangan
Organisasi
Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta
pada tahun 1905, dengan
tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang
batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa.
Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju
usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk
Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia Belanda
tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di
antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.
Organisasi ini
didirikan juga untuk melawan upaya monopoli sebagian kalangan atas bahan baku
produksi batik. Ini digambarkan oleh Tirto Adhi soerjo di laporannya di “Medan
Priyayi” dengan Judul “Menonton Wayang Priyayi.” Sedikit dari kutipan itu
berbunyi:
“Saudagar-saudagar
kecil tidak bisa beli kain dagangan sendiri di Solo karena kain yang bisa masuk
priangan sudah diikat oleh saudagar-saudagar besar.”
Dalam kutipan lain, Tirto
menulis:
“Perniagaan
semakin sempit, dan karena itu kita mesti ambil perniagaan yang dilakukan
bangsa asing. Kita anak negri mesti bisa jadi toke sendiri….”
Organisasi
ini juga dimaksudkan untuk lebih memperkuat golongan-golongan pedagang
Indonesia terhadap pedagang-pedagang China yang saat itu memegang peranan
sebagai leveransian bahan-bahan yang diperuntukan oleh perusahaan yakni kain
moni putih, bahan pembuat batik dan alat-alat untuk memberi warna dalam proses
pembuatan. Haji Samanhudi merasa dipermainkan oleh leveransin-leveransin China,
sehingga timbul keinginan untuk memperkuat diri dalam menghadapi leveransin
China tersebut dengan mendirikan perkumpulan yang semula bersifat ekonomi
dengan nama Sarekat Dagang Islam. Perubahan nama menjadi Sarekat Islam. Haji
Samanhudi meminta bentuan seorang terpelajar yang bekerja pada sebuah
perusahaan dagang di Surabaya, yakni Oemar Said Tjokroaminoto. Selanjutnya
Tjokroaminoto menyarankan agar perkumpulan tersebut tidak membatasi dirinya
hanya untuk golongan pedagang saja, tetapi diperluas jangkauannya maka nama SDI
diganti menjadi SI.
Tujuan
organisasi SI didalam akta notaris tanggal 10 september 1911 yang memuat
anggaran dasar SI di tetapkan tujuan organisasi sebagai berikut:
Mengembangkan
jiwa dagang.
Membantu
anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
Memajukan
pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
Memperbaiki
pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
Dalam perkembangannya SI
mengadakan beberapa kongres dalam menentang perdagangan kapitalisme yaitu
sebagai berikut :
1) Kongres
SI
Ø Kongres
SI 1 (26 Januari 1913)
Ø Diadakan
di Surabaya
Ø Dipimpin
Tjokroaminoto
Ø Isi
: SI bukan partai Politik dan tidak beraksi melawan pemerintah Belanda
Ø Walau
begitu, islam menjadi symbol persatuan sehingga SI tersebar pesat di Jawa
sebagai semangat baru mempertinggi derajat rakyat.
Ø Berdiri
cabang2 beranggotakan banyak (Jakarta : 12.000 orang)
2) Kongres
SI 2
Ø Diadakan
Di Solo
Ø ISI
: SI hanya terbuka untuk bangsa Indonesia dan pegawai Pangreh Praja tidak boleh
masuk menjadi anggota
Ø Tujuan
: agar SI tidak berubah, tetap sebagai organisasi rakyat
Ø Kekuatan
SI yang semakin besar membuat tidak senang belanda
Ø Tanggal
30 Juni 1913 ditetapkan oleh belanda bahwa cabang-cabang harus berdiri sendiri
(SI Daerah)
Ø Anggaran
dasar SI daerah semua sama antara lain :
·
memajukan pertanian, perdagangan,
kesehatan, pendidikan, dan pengajaran
·
memajukan hidup menurut perintah agama
dan menghilangkan faham keliru tentang agama islam
·
mempertebal rasa persaudaraan dan saling
tolong menolong diantara anggotanya.
Ø Sesudah
terbentuk 50 SI Daerah, tahun 1915 didirikan C.S.I (central sarikat islam) di
Surabaya
Ø Tujuan
: memajukan dan membantu SI daerah, mengadakan dan memelihara hubungan dan
pekerjaan bersama
3) Kongres
SI 3
Ø 17-24
Juni 1916
Ø Di
Bandung
Ø Dengan
maksud menuju arah persatuan semua golongan bangsa Indonesia, dengan jalan
evolusi mencapai pemerintahan sendiri sekurang-kurangnya dapat duduk di dalam
pemerintahan
Ø Dihadiri
80 cabang SI dengan utusan sebanyak 360.000 dari jumlah anggota seluruhnya
800.000
Ø
Dipimpin Tjokroaminoto
4) Kongres
Nasional SI 2 (Kongres SI 4)
Ø Jakarta,
20-27 oktober 1917
Ø Dalam
kongres, Pimpinan CSI masih setuju aksi parlementer-evolusioner meskipun pembicaraan
di kongres mulai berani terhadap pemerintah.
Ø Perlu
digarisbawahi bahwa prubahan pada haluan kiri bukan semata-mata karena semaun
dan darsono, karena harusnya perubahan itu drastis tetapi tidak semudah itu,
pada dasarnya perpindahan haluan terjadi karena rasa sama dijajah bangsa asing
(belanda, dan tionghoa dalam perdagangan.
5)
Kongres Nasional SI 3
Ø Surabaya,
29 sept-6 okt 1918
Ø Isi
: menentang pemerintah selama tindakannya melindungi kapitalisme
Ø Pegawai
negeri indonesia dikatakan alat kapitalisme
Ø Maka
kaum buruh harus dilindungi
Ø Kongres
memutuskan mengorganisir kaum buruh untuk mencegah tindakan sewenang-wenang
(upah kerja minim, waktu kerja dll)
Ø Diputuskan
juga menggerakkan semua organisasi Bangsa untuk menentang kapitalisme.
6) Kongres
Nasional SI 4
Ø Surabaya,
26 oktober-2 nopember 1919
Ø Membicarakan
serikat kerja
Ø Diputuskan
memusatkan semua serikat kerja
Ø
Ditetapkan adanya Eerste Kamer (dari
dewan perwakilan rakyat sejati) yang akan memimpin perlawanan kelas-kelas.