Rabu, 24 April 2013

Tugas Peranan Sarekat Dagang Islam Dalam Memonopoli Perdagangan



MAKALAH
SEJARAH PERGERAKAN Nasional
Peranan serikat dagang islam dalam memonopoli perdagangan
 




Disusun oleh:
Fitrila rahmadani


Dosen pembimbing: fikrul hanif,s.s,m.hum


Sekolah tinggi keguruan ilmu pendidikan (St-kip)
Abdi pendidikan
Payakumbuh
2013/2014



Peranan Serikat Dagang Islam Dalam Melakukan Monopoli Perdagangan




Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.
Organisasi ini didirikan juga untuk melawan upaya monopoli sebagian kalangan atas bahan baku produksi batik. Ini digambarkan oleh Tirto Adhi soerjo di laporannya di “Medan Priyayi” dengan Judul “Menonton Wayang Priyayi.” Sedikit dari kutipan itu berbunyi:
“Saudagar-saudagar kecil tidak bisa beli kain dagangan sendiri di Solo karena kain yang bisa masuk priangan sudah diikat oleh saudagar-saudagar besar.”
Dalam kutipan lain, Tirto menulis:
“Perniagaan semakin sempit, dan karena itu kita mesti ambil perniagaan yang dilakukan bangsa asing. Kita anak negri mesti bisa jadi toke sendiri….”



Organisasi ini juga dimaksudkan untuk lebih memperkuat golongan-golongan pedagang Indonesia terhadap pedagang-pedagang China yang saat itu memegang peranan sebagai leveransian bahan-bahan yang diperuntukan oleh perusahaan yakni kain moni putih, bahan pembuat batik dan alat-alat untuk memberi warna dalam proses pembuatan. Haji Samanhudi merasa dipermainkan oleh leveransin-leveransin China, sehingga timbul keinginan untuk memperkuat diri dalam menghadapi leveransin China tersebut dengan mendirikan perkumpulan yang semula bersifat ekonomi dengan nama Sarekat Dagang Islam. Perubahan nama menjadi Sarekat Islam. Haji Samanhudi meminta bentuan seorang terpelajar yang bekerja pada sebuah perusahaan dagang di Surabaya, yakni Oemar Said Tjokroaminoto. Selanjutnya Tjokroaminoto menyarankan agar perkumpulan tersebut tidak membatasi dirinya hanya untuk golongan pedagang saja, tetapi diperluas jangkauannya maka nama SDI diganti menjadi SI.

Tujuan organisasi SI didalam akta notaris tanggal 10 september 1911 yang memuat anggaran dasar SI di tetapkan tujuan organisasi sebagai berikut:
*      Mengembangkan jiwa dagang.
*      Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
*      Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
*      Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.

Dalam perkembangannya SI mengadakan beberapa kongres dalam menentang perdagangan kapitalisme yaitu sebagai berikut :
1)      Kongres SI
Ø  Kongres SI 1 (26 Januari 1913)
Ø  Diadakan di Surabaya
Ø  Dipimpin Tjokroaminoto
Ø  Isi : SI bukan partai Politik dan tidak beraksi melawan pemerintah Belanda
Ø  Walau begitu, islam menjadi symbol persatuan sehingga SI tersebar pesat di Jawa sebagai semangat baru mempertinggi derajat rakyat.
Ø  Berdiri cabang2 beranggotakan banyak (Jakarta : 12.000 orang)
2)      Kongres SI 2
Ø  Diadakan Di Solo
Ø  ISI : SI hanya terbuka untuk bangsa Indonesia dan pegawai Pangreh Praja tidak boleh masuk menjadi anggota
Ø  Tujuan : agar SI tidak berubah, tetap sebagai organisasi rakyat
Ø  Kekuatan SI yang semakin besar membuat tidak senang belanda
Ø  Tanggal 30 Juni 1913 ditetapkan oleh belanda bahwa cabang-cabang harus berdiri sendiri (SI Daerah)
Ø  Anggaran dasar SI daerah semua sama antara lain :
·         memajukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan pengajaran
·         memajukan hidup menurut perintah agama dan menghilangkan faham keliru tentang agama islam
·         mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong menolong diantara anggotanya.
Ø  Sesudah terbentuk 50 SI Daerah, tahun 1915 didirikan C.S.I (central sarikat islam) di Surabaya
Ø  Tujuan : memajukan dan membantu SI daerah, mengadakan dan memelihara hubungan dan pekerjaan bersama

3)      Kongres SI 3
Ø  17-24 Juni 1916
Ø  Di Bandung
Ø  Dengan maksud menuju arah persatuan semua golongan bangsa Indonesia, dengan jalan evolusi mencapai pemerintahan sendiri sekurang-kurangnya dapat duduk di dalam pemerintahan
Ø  Dihadiri 80 cabang SI dengan utusan sebanyak 360.000 dari jumlah anggota seluruhnya 800.000
Ø  Dipimpin Tjokroaminoto



4)      Kongres Nasional SI 2 (Kongres SI 4)
Ø  Jakarta, 20-27 oktober 1917
Ø  Dalam kongres, Pimpinan CSI masih setuju aksi parlementer-evolusioner meskipun pembicaraan di kongres mulai berani terhadap pemerintah.
Ø  Perlu digarisbawahi bahwa prubahan pada haluan kiri bukan semata-mata karena semaun dan darsono, karena harusnya perubahan itu drastis tetapi tidak semudah itu, pada dasarnya perpindahan haluan terjadi karena rasa sama dijajah bangsa asing (belanda, dan tionghoa dalam perdagangan.
5)      Kongres Nasional SI 3
Ø  Surabaya, 29 sept-6 okt 1918
Ø  Isi : menentang pemerintah selama tindakannya melindungi kapitalisme
Ø  Pegawai negeri indonesia dikatakan alat kapitalisme
Ø  Maka kaum buruh harus dilindungi
Ø  Kongres memutuskan mengorganisir kaum buruh untuk mencegah tindakan sewenang-wenang (upah kerja minim, waktu kerja dll)
Ø  Diputuskan juga menggerakkan semua organisasi Bangsa untuk menentang kapitalisme.




6)      Kongres Nasional SI 4
Ø  Surabaya, 26 oktober-2 nopember 1919
Ø  Membicarakan serikat kerja
Ø  Diputuskan memusatkan semua serikat kerja
Ø  Ditetapkan adanya Eerste Kamer (dari dewan perwakilan rakyat sejati) yang akan memimpin perlawanan kelas-kelas.